Perumahan kayana 2 bekasi | kayana 2 residence | perumahan kayana 2

Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murah ini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Rabu, 23 November 2016

 Apa cuma circle rapper berawalan Y berakhiran X doang #SassyThursday: Kritik Tanpa Karya
Sudah berkarya apa hari ini?

BAHAHAHAHAHA.

Abis akhir-akhir ini banyak yang bilang "kritik doang lo, nggak punya karya!" Eh banyak nggak yang bilang? Apa cuma circle rapper berawalan Y berakhiran X doang? LOL

Ya pada dasarnya banyak yang berprinsip, nggak usah dengerin orang lain yang nggak punya karya, mereka nggak berhak ngritik karya lo!

EMMM NGGAK GITU JUGA SIH YAAA.

Baca punya Nahla:

Oke karya lo banyak, lo terkenal, uang lo banyak, terus lo jadi nggak mau dikritik sama rakyat? Men, nggak masuk sih sama logika gue.

Maksud gue, komentator bola nggak mesti ahli main bola kan? Lah elu-elu yang hobinya maki-maki pemain bola dan kritik "aarghhh harus begini harusnya begitu". Apa lo ahli main bola? Nggak kan? Si komentator bola karyanya naon?

Atau desainer. Ada desainer yang aduh bajunya nggak banget. Terus apa lo harus punya karya dulu di bidang fashion design gres sanggup kritik si desainer? Nggak kan?

Nggak perlu ahli main bola untuk jadi komentator bola ibarat juga nggak perlu jadi desainer untuk mengkritik desain orang lain.

Karena apa? Karena ada yang namanya penikmat.

Iya, penikmat gamelan boleh dong kritik orang yang main gamelan off beat misalnya. Padahal si penikmat mah sehari-hari juga pegawai biasa, nggak punya karya apa-apa. BOLEH KAN?

Dan ingat lagi, kalian berkarya untuk siapa? Untuk fans kan? Untuk penikmat karya kalian kan? Kalau fans kalian nggak punya karya juga masa nggak boleh kritik. Ya bolehlaahhh.

NOTE PLEASE NOTE:

Kritik itu BISA berdasar teori dan JUGA BISA berdasar selera.

Kalau lo punya teori, rap Yanglek (duh kesebut 😪) di majalah Hai nggak sesuai sama teori syllables di rap, terus lo kritik beliau itu fair.

Kalau berdasarkan selera, kalian yang emang ngefans sama Yanglek kemudian mungkin ngerasa nggak perlu kritik.

Kalau berdasar selera, kalian yang sukanya musik melayu ya mungkin sanggup kritik juga dengan lagu apa deh kok isinya ngabsen properti di kantor doang?

Nangkep kan?

Oke referensi lain, Diana Rikasari atau Jeremy Scott yang selalu colorful dan tabrak warna. Plus glitter dan sequin sana-sini.

(Misal) secara teori busana, persoalan banget tabrak warna atau tabrak motif jadi mereka banyak dikritik.

Tapi jikalau pake selera gue dan JG, sepatu dikasih sayap dan baju warna-warna neon itu lucu-lucu aja seru jadi nggak perlu dikritik.

Tapi jikalau pake selera orang yang lebih kalem mungkin nggak cocok juga. Ya kan. Malah mungkin mereka stres atau sakit mata lol.

*btw teori busana gue pake "misal" alasannya ialah entah ada nggak teori begitu?*

TAPI! Sebelum kritik itu baiknya memang punya knowledge cukup yaaa. Minimal memang penikmat lah kaya yang gue bilang di atas. Menurut gue loh yaaa. Karena jikalau tiba-tiba kritik tanpa punya knowledge itu biasanya suka terlihat kolot huhu.

"Gue seneng foto si A dan si B, sering ke ekspo foto plus hafal banget fotografer yang notable di seluruh dunia, foto gue nggak bagus-bagus amat tapi gue ngerti lah foto elok itu kaya gimana. Nah berdasarkan gue foto lo itu overexposure."

Misalnya loh yaaa itu.

Kecuali lo beneran nggak ngerti tapi pengen berpendapat aja, itu juga ya boleh tapi baiknya pake pengantar "gue nggak ngerti fotografi sih, tapi berdasarkan gue foto-foto lo overexposure".

*Padahal mah emang tone Instagramnya memang over dan white gitu hahahaha.*

Kaprikornus dengan demikian, nggak punya pengalaman politik juga boleh dong kritik pejabat negara. Tapi pastikan dulu tau kronologi, tau keseluruhan dongeng dari sumber terpercaya yaa.

Abis melihat kondisi timeline, banyak yang ngotot padahal nggak tau kronologi. Huhu. Banyak yang nggak tahu dongeng utuh. Apa, siapa, kapan, di mana, kenapa, bagaimana. Harus tahu dulu semua poin itu gres debat yaa. Kalau nggak tau terus ngotot itu tidak baik, cari isu dulu sebanyak-banyaknya dari banyak sekali sumber. Tabayyun kan, olrait?

Kaprikornus pada dasarnya jikalau ada yang kritik mah terima aja lah. Nggak perlu jadi rempongin yang kritik apalagi di depan umum. Serah yang kritik dong mau bilang apa. Mau beliau kasih solusi mau beliau kritik doang. Mau beliau punya karya atau nggak alasannya ialah kritik dan punya karya itu nggak selamanya berhubungan.

Tinggal gimana kitanya aja menyikapi kritik. Sikapi kritik sanggup dengan:

1. Diamkan alias akal-akalan nggak baca.
2. Bilang terima kasih.

Nah, kritiknya diterima dan diwujudkan sebagai sesuatu lagi mah urusan kita, bukan urusan yang kritik. Paling dibilang bebal jikalau kritik mulu tapi nggak berubah mah. Tapi masa sihhh ada orang yang udah dihujat sedunia masih nggak mau mikir dikit mah lol.

Btw ini goresan pena banyak referensi amat ya hahahaha monmaap pemirsa!

PS: No, gue bukan haters bang rapper. Malah kemarin respek denger dongeng sukses beliau yang inspiratif. Tapi kemudian ilfeel jikalau hingga ngedissed senior di publik sih. Hiks. Dan serah juga beliau mau ngapain cuma gatel aja sama quotenya beliau kurleb "yang kritik juga nggak punya karya" maka itulah cikal bakal goresan pena ini hahaha

See you next week!

0 komentar:

Posting Komentar