Perumahan kayana 2 bekasi | kayana 2 residence | perumahan kayana 2

Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murah ini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Senin, 10 Oktober 2016

Berapa rate card yang pantas untuk blogger? Berapa fee yang layak untuk blogger?


Ngomongin uang mah nggak ada habisnyaaaa. Masih banyak juga ternyata blogger yang resah lantaran habis ditanya rate card terus nggak tahu mau jawab berapa. Hehehe. Tapi emang membingungkan sih dan ... sensitif.

Tapi saya coba tulis lah secara detail dan komprehensif lah ya *naon*. Sebenernya udah banyak yang nulis tapi lantaran masih banyak yang nanya ya tulis lagi lah! Karena mayan banyak juga yang japri nanya-nanya rate card ini hahahaha. Btw meski namanya rate card, bukan berarti bentuknya harus "kartu" loh ya. Istilah rate card ini pada dasarnya mah cuma nanya fee aja berapa. Ada referensi email saya di bawah.

TAPI NANTI LAH SCROLL KE BAWAHNYA, BACA DULU!

*rewel*

Kenapa rate card itu bikin bingung, karena:

1. Kita nggak tahu standar rate card itu berapa. Berapa sih jikalau blogger lain biasanya dibayar?
2. Sesama blogger biasanya merahasiakan rate card, kecuali yang erat banget ya. Kaprikornus makin resah deh, ini kemahalan atau kemurahan?
3. Agency atau merk juga yang tampaknya nggak punya standar, tiba-tiba nawarin 100ribu, tiba-tiba nawarin 2-3juta. Berapa sih standarnya?

Nah, kini saya coba jawab satu-satu ya. Abis ini sebenernya nggak akan terjawab berapa sebenernya standar rate card blogger itu lantaran memang nggak ada standarnya. Karena memang mustahil dibentuk standar. Kecuali contohnya gitu tiba-tiba blogger-blogger se-Indonesia bikin konvensi terus memilih harga per view 5ribu rupiah! Nah jadi yummy kan tuh, tinggal di selesai hasil page views dikali 5ribu rupiah.

Tapi kan itu tidak terjadi ya. Kaprikornus yang paling sempurna yaitu mengira-ngira sendiri, seberapa layak kita dibayar untuk satu tulisan?

(Baca: Penulisan SPONSORED POST pada Postingan Berbayar)

Menurut saya, lihat dari hasil page views kita per artikel, misal satu artikel rata-rata dibaca 5.000 kali. Ya sponsored post kita juga biasanya akan diliat segituan (meskipun biasanya cenderung lebih rendah). Nah layakkah 5.000 kali dibaca itu dibayar sekian? Sebenernya lebih sempurna dihitung user sih, seberapa banyak pembaca bukan seberapa banyak dibaca. Tapi klien biasanya minta laporannya page views jadi ya udalah ya page views aja yang dijadiin patokan.

Btw bang Harris Maul (sok ikrib bener) pernah bikin blogpost soal rumus menghitung rate card, tapi berdasarkan saya sih udah nggak relevan lagi lantaran page rank kan udah nggak di-update sama Google. Yang mau baca sanggup baca di sini.

Juga tergantung dengan followers kita di social media. Makin banyak followers makin tinggi juga daya jual kita lantaran kan biasanya kita otomatis lah share postingan blog di social media. Makanya kini banyak juga merk yang mau posting di blog tapi ngasih requirement minimum followers social media.

"Ah tapi si A viewsnya sehari cuma 500-an, followers socmed dikit, tapi katanya per sponsored post itu sanggup 5juta"

Memang sanggup aja, kan bebas suka-suka bloggernya mau kasih rate card berapa, tergantung kliennya juga mau ambil apa nggak rate card segitu. Haha.

Beberapa kali campaign bareng sama blogger-blogger lain, saya sempet tahu rate card beberapa blogger yang wow, hingga dua tiga kali lipat dari blog saya. Padahal cek di Alexa sih Alexanya masih tinggian saya. Liat total page views juga tinggian saya padahal ngeblog lamaan beliau hehehe, jadi seharusnya performance blog beliau masih di bawah saya.

Tapi jikalau saya kan mikirin pertanggungjawabannya ya, apa layak satu goresan pena hanya dibaca sekian orang terus saya dibayar sekian juta? Brand sanggup timbal balik apa dari saya? Apalagi yang goalsnya akuisisi alias mencari pembeli, wah dengan keluar uang sekian untuk bayar saya, seberapa banyak pembaca saya yang ikutan beli?

:)

Terus ada juga yang bilang "tapi jikalau postingan berbayar di blog saya fotonya banyak loh, reviewnya lengkap!" Iya itu sanggup banget jadi nilai plus juga, tapi ... yang baca banyak nggak? Maksud saya, jikalau fotonya manis banget tapi yang baca 50 orang kan gimana, mending fotonya biasa aja tapi yang baca 5.000 orang kan. *ya mending manis banget tapi yang baca 50ribu orang sih lol*

Kemudian klien berulang juga (kalau saya) treatmentnya beda. Misal saya sudah berkali-kali dengan agency A, saya biasanya tidak menaikkan rate semenjak awal. Cincai lah pake rate awal kolaborasi juga nggak apa-apa lantaran yang penting kan hubungan baiknya. Padahal contohnya jikalau ke agency baru, rate saya sudah di atas itu.

"Kompetitor" (alias sesama blogger) dan niche blog juga imbas loh. Misal beauty blogger nih, yang senior dan page viewsnya banyak banget aja banyak yang masih rela dibayar cuma pakai produk (tanpa uang cash), masa kalian yang gres kemarin sore bikin blog dan page viewsnya masih kecil banget pribadi minta produk dan uang? Nggak mungkin kan rasanya.

Tapi beauty blogger ini emang cenderung passion dan hobi ya, jadi biasanya dikasih produk aja happy dan pribadi ditulis di blog. Padahal kliennya nggak minta hahaha. Kaprikornus sulit buat beauty blogger baru, mau coba minta sesuai rate jadi nggak yummy lantaran kemarin aja dikasih lipstik pribadi direview masa kini minta produk dan uang tunai? Kemarin dateng event bahagia hati masa kini dateng ke event minta fee? Yah begitulah.

Beda sama brand-brand keluarga gitu yang sering baik hati kasih aja produk tanpa harus nulis di blog lantaran mereka tau biasanya jikalau parenting/lifestyle blog sudah kasih rate sendiri untuk satu postingan. Untuk terima kasih sih biasanya posting aja di socmed. Hehehe.

Terus bentuk rate card itu gimana sih? Apa harus pakai image .jpg atau file .pdf gitu? Kata teori-teori blogging profesional sih gitu tapi saya sih udah nyerah nggak pake lagi gituan HAHAHAHA.

Karena aduh ribet banget update socmed-nya, harus buka photoshop terus edit. Bisa aja sih pake goresan pena data bulan anu, tapi kan sayang jikalau followers udah naik banyak banget. Akhirnya saya nyerah pake jpg dan pdf itu dan jadinya copy paste aja email di bawah ini jikalau ada yang nanya rate. Tinggal update pecahan followers. :)


Saya sih biasanya pribadi aja attach juga screencapture Google Analytic sebulan ke belakang meskipun nggak ditanya. Biar sanggup pribadi mempertimbangkan, harga segini worth it atau nggak? Brand yang udah pernah kolaborasi linknya saya kasih link tag ke "adv" dan "achievements". Udalah itu paling mudah sanggup diklik pribadi di emailnya, nggak perlu ribet mikirin bikin file .pdf berhalaman-halaman. Hahaha,

Mungkin ini sesat tapi ini simpel. -______-

Dan yang terpenting, tanyakan pada diri sendiri MAU NGGAK DIBAYAR SEGITU UNTUK SATU TULISAN?

Karena pada dasarnya cuma mau apa nggak doang kok. Kalau mau satu goresan pena di 100ribu ya nggak apa-apa, pasanglah rate di 100ribu. Kalau rela dibayar produk aja ya bilanglah begitu. Kalau mau satu goresan pena 1-2juta, ya tolak lah yang 100ribu dan ngasih produk doang, bilang aja baik-baik jikalau memang fee-nya nggak masuk sama rate blog kita.

Ingat, sekali lagi ini hanya soal mau dan tidak mau. Ya gimana jikalau page views gede, Alexa bagus, tapi masih mau 200ribu satu goresan pena sih kan terserah ya. Ini sebabnya susah banget untuk memilih standar rate blogger.

Dan, mau atau tidak mau ini juga yang memilih standar sebenernya. Brand juga jadi coba-coba, ah kemarin si A mau dibayar sekian, kok kau nggak mau sih?

Ini sebabnya performance blog itu penting. Kita sanggup bilang jikalau ya blog kita banyak yang baca, engagement tinggi, sering viral, komentar banyak (misalnya). Sebutlah kelebihan blog kita apa hingga layak dibayar di harga yang kita inginkan.

Tapi jikalau kasih rate mahal nanti pada kabur :(. Ya balik ke tujuan awal ngeblog. Mau cari uang atau mau berbagi? Kalau mau cari uang ya udah, sesuaikan dengan yang bayar. Kalau mau membuatkan dan menyalurkan hobi menulis *AHEM* harus punya pendirian dong. Harus punya perilaku dan menghargai karya kita sendiri. :)

Kalau placement berapa? Ini nggak tahu lantaran saya nggak terima placement ads di blog. Saya maunya blog saya isinya goresan pena saya semua hahaha *obsessed*

Kalau cuma minta satu link berapa? Tema goresan pena bebas kok, nggak perlu sebut brandnya. Woh sebebas apapun juga tetep lah kita kan mikir inspirasi ke mana semoga linknya masuk, kaya yang ini. Saya sih biasanya turunin sedikit ratenya dari rate biasa. Tapi jarang juga sih soalnya entahlah kok jadi kaya lebih mikir ya nulisnya dibanding yang campaign dikasih brief lengkap.

APALAGI YA? Udah itu aja sih kayanya. Kalau ada yang mau ditambahkan komen aja yaaa. Kalau ada pertanyaan dan penting menyerupai biasa nanti saya edit dan saya masukkan di bawah ini.

Sampai jumpa di Monday Techno berikutnya!

Semoga jadi tercerahkan ya soal rate card blogger ini!

-ast-

0 komentar:

Posting Komentar