Perumahan kayana 2 bekasi | kayana 2 residence | perumahan kayana 2

Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murah ini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Jumat, 30 September 2016


Kalau 20 tahun kemudian (alias pas saya SD) terus saya atau ada temen saya bilang ke orang tuanya. “Bu, saya nggak mau sekolah ah!”. Hampir niscaya si ibu menghela nafas kecewa atau ngamuk. Si anak akan dijudge sebagai anak pemalas dan (mungkin) juga dianggap bodoh.

Kalau zaman kini nggak ya ternyata. Pernyataan tidak mau sekolah bisa ditanggapi dengan pertanyaan serta pencarian minat dan bakat, kemudian homeschooling deh!

Baca punya Isti:

Kalau yang sering baca blog saya niscaya taulah ya saya sih pro homeschooling dan sekolah full day. Beberapa kali saya juga bilang jikalau saya nggak sanggup homeschooling. Tapi ternyata sehabis baca aneka macam pengalaman orang-orang yang homeschooling, kayanya saya sanggup deh. Hahahaha. Pede aja ya kan.

Ini jaga-jaga aja sih jikalau Bebe ternyata nggak mau sekolah atau beliau nggak senang di sekolah. Saya takut beliau sekolah di bawah tekanan kan kasihan. Opsi sekolah full day tetap jadi opsi utama, dana pendidikannya tetap diusahakan bisa sempurna waktu sempurna jumlah. Tapi saya juga mencari dan berguru banyak soal homeschooling ini.

Apa yang bikin percaya diri untuk homeschooling?

Belum sih belum, belum 100% percaya diri sih. Tapi yang menarik dari konsep homeschooling ini yaitu anak bisa berguru sesuai minat dan talenta dia. Soalnya saya ngalamin ini banget.

Saya dari kecil suka menulis. Suka menggambar tapi rasanya kurang bakat. Makara anggap minat dan talenta saya menulis dan menggambar hanya minat saja (tidak atau kurang berbakat).

Karena ibu saya baik sekali, saya diarahkan semenjak kecil untuk kuliah yang mendukung minat dan talenta saya. Ibu saya tidak murka jikalau nilai saya kecil. Ibu bahkan tidak murka waktu nilai Fisika saya di rapot 4. Saya hanya disuruh les alasannya ibu takut saya tidak naik kelas.

(Baca: Full Day School Idaman)

Coba jikalau saya tidak harus melewati semua pelajaran eksak itu. Coba jikalau saya dari kecil menulis dan terus menggambar. Mungkin saya kini sudah jadi senior editor di BuzzFeed (LHOH KOK CEMEN). Mungkin sudah jadi senior editor di Huffington Post lah katakan. Atau sudah kerja dari rumah aja jualan desain di Creative Market atau Etsy. 

Sekarang nulis juga nanggung di blog doang lol. Desain juga masih panjang perjalanan alasannya kurang pengalaman. Saya nggak mau Bebe menyerupai itu.

Ada temen kantor saya yang andal banget gambar, namanya Sarah. Sarah ini emang desainer di kantor saya. Ini pola gambarnya. Instagramnya posting gambar semua bisa dilihat di sini.


Gambarnya halusss banget padahal ga pake alat mahal-mahal. Pake bolpen biasa gitu hikssss. Terus saya tanya, beliau berguru gambar dari umur berapa? Dia jawab dari umur 4 tahun! EMPAT TAHUN. Dia seumuran sama saya jadi beliau sudah menggambar selama 24 tahun! Tanpa putus! Kuliah desain!

Jadinya masuk akal kan gambarnya halus banget? Pengalamannya 24 tahun loh!

Orang-orang kaya gini yang bikin saya menyesal. Kalau kemampuan berguru saya sama kaya dia, dengan minat tanpa talenta menggambar, dan saya gres mulai sekarang, saya gres akan bisa sehalus itu 24 tahun lagi. WHY GOD WHY.

Atau Valentino Rossi, *jangan kira saya ngerti yah, ini diceritain JG* beliau di sekolah dicap anak "nakal" alasannya nggak pernah mau belajar. Tapi beliau fokus satu hal yaitu balap, beliau udah balap dari umur 4 tahun juga!

Nah, jadi pada dasarnya kiprah saya kini yaitu mencari minat dan talenta Bebe. Untuk dikembangkan semenjak dini. Untuk memilih nantinya beliau perlu sekolah apa nggak. Soalnya kan kali aja ternyata Bebe suka belajar, ada loh ya orang yang hobinya memang belajar, berguru apapun beliau suka. Ya udah jikalau gitu mah sekolah formal aja.

Kalau nggak tahu bakatnya apa?

Ya dicari pelan-pelan. Kalau hingga masuk usia sekolah belum tau bakatnya apa, saya sih kayanya mau sekolah dulu aja. Bisa ada orang ketiga juga (guru, sekolah) yang bantu saya untuk nemuin minat dan bakatnya. Kalau di tengah-tengah mau berhenti alasannya sudah ketemu juga ya boleh.

*ngomong kaya praktis yah alasannya belum terjadi aja sih*

Kalau minat dan talenta berubah di tengah jalan?

Nah ini nih yang jadi pertanyaan beberapa orang. Minat dan talenta waktu kecil kan nggak mencerminkan pilihan ketika cukup umur yah, jikalau berubah atau menyesal gimana?

Sungguh saya pun tak tahu hahahaha. Mungkin ya diasah lagi pelan-pelan, lagipula seumur hidup kan pencarian dan pembelajaran, jadi nggak apa-apa ya harusnya jikalau di tengah jalan mau berguru hal baru.

Ada yang bisa bantu jawab kah untuk poin ini?

Kalau resah mau kuliah di mana?

Kalau hingga lulus Sekolah Menengan Atas belum nemu juga minat dan talenta gimana dong, kuliah di mana dong? Nah, ambillah jeda waktu setahun. Kasih masa tenggang dulu *macam provider telco* Magang atau jadi volunteer, lihat dunia lebih luas.

Dulu saya judge orang yang nunda kuliah dengan "hih sayang banget waktunya! keburu bau tanah loh!". Sekarang mah wah, lebih sayang lagi kuliah hal yang nggak kita suka sih. Mending tunda dulu.

(Baca: Homeschooling. Yes or No?

Kalau yang sering baca blog saya niscaya taulah ya saya sih pro homeschooling dan sekolah full day. Beberapa kali saya juga bilang jikalau saya nggak sanggup homeschooling. Tapi ternyata sehabis baca aneka macam pengalaman orang-orang yang homeschooling, kayanya saya sanggup deh. Hahahaha. Pede aja ya kan.

Ini jaga-jaga aja sih jikalau Bebe ternyata nggak mau sekolah atau beliau nggak senang di sekolah. Saya takut beliau sekolah di bawah tekanan kan kasihan. Opsi sekolah full day tetap jadi opsi utama, dana pendidikannya tetap diusahakan bisa sempurna waktu sempurna jumlah. Tapi saya juga mencari dan berguru banyak soal homeschooling ini.

Apa yang bikin percaya diri untuk homeschooling?

Belum sih belum, belum 100% percaya diri sih. Tapi yang menarik dari konsep homeschooling ini yaitu anak bisa berguru sesuai minat dan talenta dia. Soalnya saya ngalamin ini banget.

Saya dari kecil suka menulis. Suka menggambar tapi rasanya kurang bakat. Makara anggap minat dan talenta saya menulis dan menggambar hanya minat saja (tidak atau kurang berbakat).

Karena ibu saya baik sekali, saya diarahkan semenjak kecil untuk kuliah yang mendukung minat dan talenta saya. Ibu saya tidak murka jikalau nilai saya kecil. Ibu bahkan tidak murka waktu nilai Fisika saya di rapot 4. Saya hanya disuruh les alasannya ibu takut saya tidak naik kelas.

(Baca: Salah Jurusan Kuliah)

Asal jangan menunda tapi terus bobo bobo aja di rumah ya. Tunda tapi terus cari sebenernya apa yang dicari dalam hidup.

Kalau nggak mau kuliah?

Tergantung alasannya apa hahahaha. Karena kuliah itu mengubah seseorang banget, bukan cuma urusan susah cari kerja nantinya. Kalau tiba-tiba nggak mau kuliah alasannya ngeband sih no ya, kecuali bandnya semenjak Sekolah Menengan Atas udah go international gitu. Kalau tiba-tiba nggak mau kuliah alasannya mau bisnis misalnya, ya kuliahlah, ambil manajemen, bisnis, atau finance.

Apalagi ya. Huh hingga ngos-ngosan banget nulis ini.

Kalau ada yang kurang kabar-kabariii. Kalau ada pertanyaan, tulis komen. Kalau pertanyaannya menarik nanti saya edit postingan dan saya tambahin di sini.

Happy weekend!

-ast-


0 komentar:

Posting Komentar