Kalau ngomongin berat badan, saya sering dianggap remeh. Sebabnya tubuh saya kecil. Hahaha. Padahal makan saya banyak. Yang sering dianggap jadi biang kerok cuma satu: menyusui.
Iya, ketika hamil, berat tubuh saya hanya naik 10 kilogram. Melahirkan dan menyusui, turunnya 12 kilogram. Malah minus kan. Padahal ketika itu makan saya banyak sekali, dua kali porsi sebelum saya hamil dan melahirkan. Tapi ya tampaknya masuk akal sebab semua demi ASI yang melimpah.
Kini usia Bebe sudah 2 tahun 3 bulan, udah nggak nyusu-nyusu amat. Tau-tau saya timbang tubuh … jeng jeng … naik 3 kilo dari berat sebelum hamil! Ada apa ini?!
Setelah ditelusuri itu ternyata sebab porsi makan saya masih porsi makan ibu menyusui yang harus pumping 3 kali di kantor. Padahal kini saya sudah berhenti pumping, menyusui pun hanya sebelum tidur. Sementara porsi makan saya hampir selalu seporsi penuh ukuran rumah makan padang, bukan rumah makan cepat saji yang sedikit sekali itu hahaha.
Tapi kan saya harus kuat sebab Bebe masih suka digendong. *ALASAAANNN!* *plak*
Saya kemudian sadar jikalau referensi ini sama sekali nggak bener. Apalagi ada temen kantor yang memang sakit diabetes. Setiap hari makannya nasi coklat dan menjaga sekali asupan gulanya. Sampai-sampai ia jikalau beli bubble tea itu bukan less ice less sugar kaya saya, tapi no ice no sugar. Itu bubble tea apa sayur sop? *cry*
Apalagi semenjak Bebe mulai makan menyerupai orang sampaumur alias nggak lagi makan masakan bayi. Saya selalu pilihkan masakan yang paling sehat untuk dia. Dan yang terpenting, jauhkan dari konsep warung dan jajanan sebab nggak sehat semuaaa.
Kemudian saya bercermin pada diriku sendiri. Kok ya saya jaga makan Bebe sementara saya sendiri nggak jaga makan? Padahal harusnya saya dan JG menjaga makan supaya dapat terus sehat dan main lama-lama sama Bebe kan.
(Baca: Bekal Makan Siang dan Problematika Takut Tidak Dimakan)
Mulailah heboh food combining yang mana nggak bertahan hingga kini hahahahaha. Udahlah nggak perlu tanya alasannya sebab itu sia-sia. Alesan paling mantep sih sebab susah jikalau nggak bekel sendiri, jajanan di kantin lebih menggoda. lol
Akhirnya saya mencoba cara paling gampang yaitu diet karbo alias memotong karbo. Saya hingga pesen bolak-balik sama JG jikalau bekelin makan siang itu nasinya dikurangin setengah sebab saya nggak menyusui lagi, nggak butuh kalori sebanyak itu lagi.
Ini bekal makan siang saya ahad lalu. NASINYA SEGITU HUHU padahal sebelum hamil mah nggak pernah habis nasi segitu. Plus tumis daging dan terong panggang ala-ala Tasty lol. Yang kecilnya itu yogurt tertutup muesli.
Ini bekal makan siang saya sekarang. Sarapan melon, nasi plus omelet tofu keju dan kembang kol kukus. Karbonya jadi setengah! Masih laper nggak tiba-tiba nasi berkurang setengah? Nggak dong sebab plus makan SOYJOY dua jam sebelum makan. Dan SOYJOY dimasukin microwave itu yummy banget gaes. ASLIIII.
Saya gres tau SOYJOY dapat dimasak dulu sebelum dimakan. Lah sebelumnya nggak ada yang pernah bilang atau ngasih tahu! Iseng pas buka bungkus kok di belakang ada keterangan cara penyajian. Dimasukin ke microwave katanya 10 detik. Dicoba masukin semenit terus saya lemes sebab enaknya kebangetan, kaya brownies loh serius. Coklatnya leleh.
Dan tentu saja sebelumnya saya meremehkan, apaan nih cuma sepotong kecil gini gue mana kenyang? Kemudian masukin microwave 2 kafetaria SOYJOY. Baru dimakan satu setengah aja ternyata udah kenyang banget. Makara satu aja cukup sih jikalau saya mah.
Terus pas kemarin dateng ke program Lunch with SOYJOY, andal gizinya mbak Seala Septiani M.Gizi menjelaskan jikalau dalam satu hari gotong royong insan dengan body mass index ideal (tidak kegemukan) hanya butuh karbohidrat sekitar 1,5 mangkok nasi sehari. Lebih dari itu sudah dapat mengakibatkan kegemukan dan diabetes loh. T_______T
Makara ya pilihannya ialah makan siang dengan nasi setengah porsi plus makan malam dengan nasi satu porsi atau sebaliknya. Makan siang full satu porsi, makan malam setengah. Saya sih pilih makan siang setengah dan makan malam full sebab nggak tahu, lebih lapar malam daripada siang sih.
Tapi kan laper kak, jikalau makan nasinya sedikit?
Percayalah itu hanya sugestimu belaka, dek.
Iya faktor kebiasaan juga kuat loh. JG buktinya, dulu jikalau makan nasinya niscaya dua porsi. Sekarang dapat banget satu porsi, berat badannya turun 13 kilogram dari pas nikah hingga sekarang.
Nikah kan harusnya bikin gemuk jikalau buat cowok? No, jikalau kau gemuk sesudah menikah itu bukan tanda bahagia, itu tandanya kau dan istri nggak dapat menjaga referensi makan dan kurang mengingatkan satu sama lain untuk hidup lebih sehat. :)
Dan yang dimakan sebelumnya juga kuat loh sama porsi makan kita selanjutnya. Sarapan buah dan sarapan bubur misalnya, pas makan siang rasanya niscaya lebih lapar jikalau kita sarapan bubur. Ya sebab buah dicernanya pelan-pelan, jadi energinya muncul pelan-pelan. Beda sama bubur yang kalorinya tinggi, cepat jadi gula dalam darah, alhasil cepet bikin laper lagi.
Masih ragu untuk diet karbo?
Coba dulu dong ah. Dibantu SOYJOY 2 jam sebelum makan. SOYJOY ini terbuat dari kedelai yang dapat menjaga gula darah tetap stabil dan nafsu makan pun jadi berkurang. Makan nasi setengah pun tetap kenyang. Kedelai juga kaya serat dan protein, masakan yang kaya serat dicerna lebih santai oleh tubuh jadi nafsu makan pun kembali lebih lama. Gluten free juga loh!
Dan ternyata bukan cuma saya yang niat berubah hidup lebih sehat sesudah punya anak. Ringgo Agus Rahman dan Sabai Dieter juga demikian. Mereka jadi hidup lebih sehat sesudah Bjorka lahir.
*Btw saya ngefans banget sama mereka hahaha. Selalu nggak sabar nonton YouTube Pesan untuk Bjorka plus follow banget Instagram mereka yang feed-nya bikin iri sebab fotonya bagus-bagus.*
Jangan lupa follow juga Instagram @Soyjoyid untuk isu mengenai healthy lifestyle.
Yuk kurangi karbo dan hidup lebih sehat!
-ast-
0 komentar:
Posting Komentar