Perumahan kayana 2 bekasi | kayana 2 residence | perumahan kayana 2

Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murah ini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Selasa, 20 September 2016


Saya dan JG yaitu tipe orangtua yang selalu bilang pada Bebe bila menangis itu tidak apa-apa. Kami selalu membiarkan Bebe menangis lantaran ya namanya anak kecil masa nggak boleh nangis kan. Jatuh terus sakit ya nangis, kecewa lantaran tidak boleh makan es krim ya silakan nangis, kecewa lantaran film harus dimatikan dan waktunya tidur, nangis deh boleh.

Ini beliau 5 alasan anak perlu menangis:

Menangis itu mengeluarkan emosi

Iya beberapa bulan kemudian kami sempat ngobrol dengan psikolog, menangis itu cara anak untuk mengeluarkan emosi. Dia belum dapat curhat atau murka dengan kata-kata, cara tergampang mengeluarkan emosi yaitu dengan menangis.

Bayangkan anak sedang mengeluarkan emosi terus disuruh diam. Kan malah tambah emosi. Atau bila saya sih khawatir beliau jadi memendam emosi. Tidak baik, takut meledak suatu hari nanti. Iya bila meledaknya dengan tangisan lagi, bila jadi depresi? :(

Menangis itu mengekspresikan diri

Iya, menyerupai juga mengeluarkan emosi, menangis itu mengekspresikan diri. Ya kita bila seneng kan ketawa-ketawa, bila lagi murung ya belanja. Kalau anak kecil murung kan belum tahu harus melarikan diri ke mana. Kaprikornus lah menangis aja.

Orang remaja kadang lupa nangis. Nangis bila udah mentok murung banget gres nangis. Padahal nangis itu nggak apa-apa loh baik untuk anak kecil atau orang dewasa. Kenapa? Karena dua alasan di bawah ini.

Menangis itu mengurangi stres

Yes, ini berlaku untuk orang remaja dan anak kecil. Menangis dapat mengurangi stres. Aku baca-baca di mana sih lupa hahaha Yang terang orang yang menangis, energi negatifnya jadi keluar semua. Kaprikornus nggak stres deh.

Bayangkan anak kecil tidak boleh nangis, kan kasihan. Hidup dari mata anak kecil itu nggak simpel juga, mereka kadang resah kenapa sih nggak boleh guling-guling di tanah yang bekas hujan ya kan. Kaprikornus bila anak mau nangis, biarkan nangis, jangan hingga mereka stres.

Menangis biar mood kembali baik

Bebe bila habis nangis suka jadi bagus banget. Dia puas ngeluarin semua emosi negatifnya dan kesannya kembali peluk dan ngomong bagus lagi sama saya. Beda bila beliau nahan nangis, mukanya stres banget.

Menangis itu mencar ilmu terbuka dan berkomunikasi


Ya, dengan beliau menangis artinya beliau menawarkan rasa kecewanya dengan terbuka. Ia mencar ilmu mengkomunikasikan bahwa "aku kecewa, ibu harus tahu". Kalau beliau udah mulai aneh-aneh menyerupai nonton film dengan posisi tubuh yang ajaib (kaya lagi senam lantai), saya selalu bilang:

"Xylo boleh menangis, yang tidak boleh yaitu nonton tidak sambil duduk"

Kemudian beliau niscaya nangis.

(Baca: Menangani Anak Tantrum di Tempat Umum dengan Tenang)



Tapi pusing sis anak nangis terus!

Kalau dibiasakan menangis, lama-lama frekuensi dan usang menangisnya berkurang kok. Misal hari ini nangis 15 menit, besoknya nggak akan nangis selama itu ASAL kitanya nggak cepat-cepat suruh beliau diam. Apalagi disogok ini itu biar anak berhenti nangis.

Wah udah, Hari ini anak nangis disogok dengan jajan, ya besoknya beliau minta lagi. Nggak dikasih? Ya ngamuk lantaran orangtua nggak konsisten. Jangan nyogok anak nangis dengan apapun. Kecuali dengan kegiatan bermain lain.

Terus jangan juga membiasakan diri menganggap anak nangis yaitu gangguan. Anak nangis lantaran ngambek (bukan lantaran sakit) biarkan aja, lakukan acara menyerupai biasa. Ngobrol, main hp, atau ngapain kek. Jangan jadi menghentikan acara lantaran memang tujuannya beliau kan nyari perhatian.

Atau malah kadang saya cuekin aja. Dia lagi nangis terus ya hirau taacuh aja saya ajak ngobrol yang lain, akal-akalan nggak tahu bila beliau nangis. Lama-lama beliau juga ikut ngobrol, lupa sama nangisnya.

Kecuali bila anak nangis lantaran jatuh atau sakit. Biasanya saya diamkan dulu biar lebih hati-hati, gres kemudian peluk dan tanya mana yang sakit? Dan jangan lupa diberitahu supaya hati-hati. Karena jatuh itu sakit.

Susah? Ya, nanti lama-lama juga terbiasa kok membiarkan anak menangis.

(Baca: Memanjakan Anak? Seperti Apa?)

*

Tapi kadang saya juga masih keceplosan apalagi bila berdasarkan saya tidak perlu nangis. Misal "ibu gendong ibu huhuhu" sambil nangis. Saya suka keceplosan bilang "iya digendong, tidak perlu nangis dong". Sampai suatu hari Bebe malam-malam rewel sekali tanpa sebab, manja luar biasa. Itu gres sembuh sakit, biasalah pas sakit dimanja banget. Sakitnya udah sembuh manjanya nggak ikut sembuh. Biasanya berdikari ini merengek-rengek tapi nggak terang maunya apa. Akhirnya saya bilang "Bebe silakan marah, ibu tidur ya".

Saya tinggal tidur kemudian saya dengar bunyi isakan. Dia hiks hiks gitu menyerupai ingin nangis tapi ditahan. Sekitar setengah jam kemudian saya bangkit dan Bebe masih terisak, saya tanya "Bebe bekerjsama kenapa?" Dia tetap telungkup sambil terisak. Saya gendong dan saya bilang "Bebe mau nangis? Ayo nangis aja dulu biar dapat tidur".

Kemudian blar aja teriak nangis, saya gendong dan saya peluk. Kasihan mungkin dari tadi ingin sekali menangis tapi beliau tidak menemukan alasan untuk nangis. Sementara saya sering bilang "sudah dong tidak perlu nangis" bila beliau nangis tanpa alasan. T______T Dia menangis lama, saya gendong terus. Sampai kesannya beliau tenang.

Yah. Itulah jadi orangtua. Nangis aja perlu ilmu hahaha.

Ada yang anaknya suka nangis juga?

Tos kitaaaa!

-ast-

0 komentar:

Posting Komentar