Akhir-akhir ini gue lagi mikirin pengen punya bb cushion April Skin alasannya ialah lagi hits banget. Merenunglah gue alasannya ialah masih punya cushion Face Shop dan 2 bb cushion lain yang bahkan belum dibuka.
Kadang jikalau lagi nemu Guardian di mall, gue juga mendadak gundah mikirin blush on Bourjois Rose Ambre 74 yang kini susah banget dicari padahal dulu gampang. Sementara blush on yang kini dipake juga gres hit the pan, masih dapat banget buat beberapa bulan ke depan.
Tapi gue yakin gue nggak sendirian. Karena guilty pleasure soal makeup niscaya kita rasakan bersama.
Mengakulah ...
Beli lipstik warna “mirip”
Nggak berhenti beli lipstik dengan warna nude padahal warnanya mirip-mirip. Atau pake bahasa orang nggak ngerti make up: KOK LIPSTIKNYA SAMA SEMUA?
Like come on. INI BEDA.
Tolong cek mata ya yang bilang itu warnanya sama semua *denial* Iya sih warnanya nude semua tapi tau nggak jikalau mereknya beda, kandungannya beda, teksturnya beda. Tolong kita jangan berdebat di sini.
Pensil alis
Di kasus gue, pensil alis aja kenapa banyak banget deh? Warnanya sama semua pula. Udah gitu masih gatel beli color my brow padahal pensil alis udah cukup untuk disimpan sebagai cadangan di setiap tas. DAN MASIH ADA ATURAN LUPA BAWA KE KANTOR. Lari ke Indomaret beli Viva atau Maybelline. Karena alis on fleek ialah penentu mood hari ini.
Nabung
Menyimpan uang ialah hal tersulit di dunia alasannya ialah jikalau pun berhasil nabung, tabungannya akan habis ... dibelikan make up lagi. God why beri saya petunjuk. T_____T
Dan kenapa sih perasaan kok nggak punya uang terus? Kemana sih uangnya?
*menatap brush gres seharga makan di sushi tei untuk 3 orang*
Sephora rules!
Bukan cuma gue kan yang keluar dari Sephora dengan bergaris-garis swatch lipstik di tangan? Apalagi jikalau lagi bokek dan nggak punya uang, keliling-keliling di Sephora aja udah bikin gue bahagia. *anaknya cemen*
Dan garis-garis swatch lipstik di tangan itu hanya untuk dipandangi kemudian direnungkan dalam-dalam: “ini manis warnanya tapi tebel amat ya, mmm yang ini terlalu gonjreng, nanti jikalau punya uang mau beli yang ini aja deh, eh tapi yang ini terlalu seolah-olah sama yang merek anu, ah nyesel tadi nggak coba yang itu ... ”
Begitu seterusnya hingga tahun depan.
Kalau ada waktu luang …
Ngecekin online shop favorit untuk cek diskon. Ngajakin temen-temen kantor untuk belanja juga alasannya ialah free ongkir minimum pembeliannya kegedean. Kalau nggak ada yang mau kemudian sedih.
T______T
Pentingnya skin care
Teori: “Oke mulai kini mau ngurangin beli makeup dan mau invest ke skin care mahal aja. Kulit sehat lebih penting daripada makeup!”
Kemudian beli skin care mahal. Kemudian bokek. Kemudian tetep terpengaruhi beli makeup juga. Kemudian jadi super bokek.
YouTube dan Instagram
List following Instagram dan YouTube semuanya beauty guru. Alis dengan gradasi tepat ialah karya seni, eyeshadow rainbow dengan blending yang andal layak difoto kemudian masuk galeri, contouring yang pas patut dikagumi.
Berjam-jam nongkrongin makeup tutorial dari yang andal hingga yang cemen kemudian berjanji pada diri sendiri untuk bikin juga alasannya ialah “cih gitu doang mah gue bisa”.
Kemudian males bikin alasannya ialah duh nggak ada waktu, nggak punya lighting, mau ngedit video laptopnya lemot, dan yang terpenting SIAPA YA YANG MAU NONTON?
HUAHAHAHAHAHAHA
Packaging oh packaging
Beli make up yang udah tau ga akan dipake alasannya ialah warnanya ga masuk sama kulit tapi beli juga alasannya ialah packagingnya lucu.
Dan beli make up apapun dengan packaging lucu
Dan nggak mau buang make up meski udah kadaluarsa alasannya ialah packagingnya lucu!
*
Tapi tenang. Kita lah yang jadi tujuan semua orang untuk bertanya makeup. Dan tidak pernah pelit untuk bagi-bagi makeup pada teman-teman dan saudara yang membutuhkan. Apalagi bagi-bagi sample size yang sachet alasannya ialah punya setumpukan bonus ol shop.
We plead guilty. And fabulous.
Share if you feel the same! :D
-ast
0 komentar:
Posting Komentar