HAI SEMUANYAAAA!
Gimana minggunya? Sudah bersih-bersih timeline? Atau malah sudah higienis kaya saya dan cenderung adem aja alasannya dibersihkan perlahan semenjak dulu? Lol Ada satu dua terlewat ya harap maklum. Baca dulu dong di sini soal unfollow dan unfriend. Kali ajaahhh mau baca hahaha.
Oke alasannya timeline ahad ini nggak ada yang menarik, saya sama Nahla agak galau memilih topik. Soal demo aduh nggak deh ya enough is enough. Soal Trump ternyata banyak yang nggak peduli juga padahal topiknya dapat dibikin mirip. Rasis dan anti Islam banget itu orang, macam FPI banget lah cuma beda agama yang “dimusuhi” aja. *sigh*
BTW blog ini memang labil antara “gue” dan “saya”. Kadang ada topik ringan yang lebih cocok pake lu-gue dengan gaya bahasa santai alasannya saya menganggap itu topik dialog dengan sobat sebaya. Tapi ada juga topik yang butuh bahasa lebih serius. Saat itulah goresan pena saya lebih serius dan saya memanggil diri sendiri dengan saya.
Sama ibarat di kantor jikalau lagi makan siang bareng sama temen ngomongnya lu-gue kan, tapi pas meeting niscaya minimal jadi “aku”. Nggak pake lu-gue lah di meeting alasannya topiknya serius.
OKE SKIPPPP. Kali aja ada yang galau kenapa #SassyThursday tiba-tiba tampak serius lol. Karena topiknya kali ini memang serius. Abusive relationship. Duh nulisnya aja sedih. :(
Apa yang ada di benak kalian jikalau mendengar kata abusive relationship? Kasar main fisik tentu saja, tapi sebenernya abusive relationship kan lebih dari itu. Kata-kata juga dapat jadi sangat abusive.
Kemarin Nahla ngasih saya link perihal cewek namanya Hanna. Dia cari korban di internet untuk dijadikan pacar dan selanjutnya dibully! Pokoknya cowok-cowok itu dibikin tergila-gila sama si Hanna ini terus diminta melaksanakan perbuatan aneh-aneh. Kaya ada satu perjaka yang diminta cukur rambut dan alis hingga botak. WHY?
Terus si Hannanya lempeng aja “cuma pengen liat aja lucu apa ga”. Terparah ada perjaka yang hingga masukin kepala KE KLOSET terus klosetnya di-flush. Karena disuruh si Hanna. WHY GOD WHY.
Para pelaku juga biasanya suka mengancam “kalau kau tinggalin aku, saya mau bunuh diri aja”. Kaprikornus si korban merasa takut beneran bunuh diri terus gimana? Kaprikornus terjebak deh.
Saya sendiri belum pernah mengalami abusive relationship sih. JG is super annoying when he is angry but yah, marahnya juga jarang-jarang sih meskipun sekalinya murka astaga bikin duka luar biasa. T______T
Ada temen Sekolah Menengan Atas saya yang pas kuliah pernah punya pacar model abusive begini. Kaprikornus mereka LDR terus si pacar suka drama gitu. Kalau temen sayanya nggak dapat dihubungi, beliau dapat nangis-nangis drama terus nyilet-nyilet tangan. Errrr. Tiap mau diputusin ngancem bunuh diri. GIMANA DOONGGG.
Dan sedihnya, banyak yang nggak sadar jadi korban abusive relationship. Kalau cewek-cewek biasanya alasannya mereka udah ter-brainwashed jikalau mereka nggak berharga. Semacam tertanam di otaknya jikalau putus/cerai maka hidup mereka akan selesai. Si pacar/suami ibarat menekankan jikalau cuma mereka yang mau jadi pasangan si cewek. KASIAN.
Kalau versi perjaka biasanya alasannya mereka merasa tertantang. Duh ini cewek lemah banget jadi saya harus melindunginya. YAKALI. Padahal si perjaka di-abuse gitu, diminta melaksanakan hal nggak masuk akal, atau dikata-katain terus pake kalimat-kalimat yang nggak yummy didenger.
YANG MALES BACAAAA I KNOW I KNOW *huft* Ini bab yang ingin saya highlight:
I was emotionally abused and insulted for almost the whole time that I was in that relationship. Every time an argument came up, I would be cussed at and made to feel emotionally broken. I allowed this person to dominate me and it caused me to accept the things she said as reality and convince myself that it was normal to be treated this way in a relationship.
I kept telling myself that this is what I deserved. Because I loved her, it was better for her to do it to me than to anyone else in her future. No matter what happened, I stopped caring about how I felt.
Kenneth ini anaknya agak gemuk dan ternyata dulu beliau kurus! Dia makan dan nggak peduli sama kesehatan alasannya stres sama pacarnya. Dan cewek ini mulai maki-maki dan bahas soal tubuh beliau yang menggemuk. Sampai jadinya beliau memutuskan untuk berhenti alasannya sadar hubungan ini tidak sehat. Kalau kalian mencicipi hal yang dirasakan Kenneth, ayo bergerak! Ayo mulai bicara!
Menurut saya pribadi sih (nggak tau ilmiahnya gimana) sifat abusive ini nggak menempel selamanya loh. Ada model yang abusive alasannya kebetulan pasangannya praktis di-abuse. Ada juga yang pas ganti pacar, nggak pengen meng-abuse. Kaprikornus emang nggak dapat diterka banget. Banyak dongeng model begini nih “kok pas pacaran sama gue beliau freak banget pas pacaran sama lo kok beda?” Itulah, sikap orang memang bergantung sama siapa yang dihadapinya.
Buat yang masih pacaran, pacar model begini jangan dinikahin! Itu udah warning banget. Kamu nggak akan dapat mengubah seseorang alasannya pernikahan. Percayalah.
Buat yang udah nikah dan suami atau istrinya abusive? Duh saya nggak tahu harus bilang apa alasannya seharusnya ini sih dihindari. Ada yang hingga harus rutin terapi loh alasannya sifat abusive ini, saking bahayanya dan di luar kontrol.
Kaprikornus ya, sebisa mungkin tau huruf pasangan sebelum dipacarin atau dinikahin. Soalnya banyak yang di depan umum sangat manis, tapi dikala tidak ada orang beliau eksklusif berubah jadi sangat kasar.
*btw di tulisannya Nahla lebih detail perihal bagaimana biasanya orang dengan abusive relationship* DIBACA YAAAA.
0 komentar:
Posting Komentar