Topik ahad ini banget ya kan. Gara-gara menyebar gosip "harga baru" rokok yang naik banyak, entah seberapa banyak alasannya ialah nggak ada yang merokok di lingkungan keluarga gue.
Terus ternyata harga gres itu tidak dapat dikonfirmasi pada siapa-siapa alias hoax. Padahal para perokok udah panik hingga nyetok segala, yang nggak ngerokok udah hepi.
Itu loh, tipe orang yang tangan dan badannya tetep wangi rokok mau sebersih apapun beliau basuh tangan dan semahal apapun laundry bajunya. Bau rokok bau semacam itu bikin mual banget.
JG hates smokers so much he even suggested his office to ban smoking at the office's front lobby and they approved. Kaprikornus kini di luar gedung XL nggak ada yang ngerokok lagi, cuma boleh ngerokok di kantin, di smoking areanya. #win
Smoking area ini solusi paling sepakat sih berdasarkan gue. Lo ngerokok dan asepnya ya kehirup sesama perokok. Yang kasian jikalau di rumah punya bayi atau anak kecil. *ya anak gede juga kasian sih*
Karena kan abunya nempel di baju ya, terus hingga rumah meluk-meluk anaknya. Kasian anaknya.
Dan para perokok ini paling andal ngeles. Ngeles mulu kaya guru les. *WHAT* Serba mendadak pun kaya supir metromini dibajak anak STM tawuran. *ini apa sik?*
Kaya mendadak bahagia mencari udara segar dan nambah-nambahin beban nyuci baju.
"Nggak kok ngerokoknya cuma di luar rumah"
"Kalau ketemu anak ganti baju dulu kok"
Atau mendadak inget sejarah keluarga.
"Kakek gue aja umur 90 tahun ngerokok sehat wal afiat tuh"
Kakek lo ga makan junk food dari SD, broh.
Dan mendadak care sama urusan buruh.
"Kasian tau petaninya" atau "Kasian tau karyawan pabrik rokok"
Padahal buruh demo dihina-dina, kenapa buruh minta nambah upah. Ya buat beli rokoklah. Emang lo doang.
Kemudian mendadak peduli lingkungan.
"Lo nggak ngerokok tapi naik ojek, itu kan polusi"
Ya gue kan nggak ngisep knalpot truk di depan lisan gue. Dan lo meski naik kendaraan beroda empat kan kacanya dibuka juga alasannya ialah sambil ngerokok. Why?
Plus mendadak merasa paling sehat.
"Gue ngerokok tapi hidup sehat kok, gue rajin olahraga"
Ummm, excuse me? Hidupnya kontradiktif amat ya.
Intinya buat gue, kalian yang ngerokok dan nggak tinggal sendirian alias tinggal sama keluarga apalagi sama anak, itu egoisnya sama orang yang bakar hutan dan bakar sampah. Orang lain cuma dapet ga enaknya doang. Kecuali ya kalian tinggal sendirian, terserah jikalau itu sih.
Dan tampaknya sia-sia berharap perjaka berhenti merokok alasannya ialah cinta, girls. Liat aja ibu-ibu yang tahunan bujukin suaminya berhenti ngerokok dan suaminya keukeuh. Kalau pun berhenti, ya berhenti alasannya ialah kemauan sendiri, bukan alasannya ialah istri. Kaprikornus pesan moralnya bagi kalian yang belum nikah: jangan pacaran sama perokok lol.
See you next week!
-ast-
0 komentar:
Posting Komentar