Apakah kalian termasuk orang-orang menyerupai saya, yang lebih nyaman membisu di rumah atau di ruangan tertutup yang nyaman menyerupai mall dibanding harus bertelanjang kaki di pasir pantai?
Saya iya, dan beruntungnya menikah dengan orang yang juga menyerupai itu. Yang bila traveling maunya ke kota-kota juga. Bolak-balik ke Singapura untuk kembali duduk manis di foodcourt mall. Atau menentukan ke Ho Chi Minh city yang ramai kendaraan dibanding ke Halong Bay yang indah dan serba biru.
Sebelumnya saya ngerasa asing sendiri. Kok orang-orang bisa bilang “kangen pantai” hingga mau mewek? Kok orang-orang bilang bahari ialah vitamin sea sementara saya liat orang foto di pantai aja eksklusif gerah. Saya risih membayangkan butir-butir pasir melekat di antara sela jari. Saya risih membayangkan harus panas-panasan, lengket, dan silau alasannya ialah matahari.
Pertanyaan ini terjawab dikala talkshow KEB bersama Jiwasraya simpulan ahad lalu. Pembicaranya Psikolog Elizabeth T Santosa (yang bagus banget lafff <3). Mbak Lizzie menyebutkan 8 kecerdasan yang bisa dimiliki setiap anak dan bagaimana cara mengasahnya. Surprisingly, ada yang namanya kecerdasan naturalis!
Iya jadi setiap anak punya kecerdasan yang berbeda-beda. Ini 8 kecerdasan itu:
Linguistik: kemampuan memakai kata-kata secara efektif. Cocok menjadi pembaca berita, pembicara, editor, wartawan,dll.
Matematis-logis: kemampuan mengolah angka, memakai logika atau pikiran sehat dengan baik. Cocok menjadi insinyur, peneliti, programmer, dll.
Visual Spasial: kemampuan mempersepsi dunia spasial-visual secara akurat. Cocok menjadi perancang, arsitek, pelukis, dll.
Kinestetik: kemampuan memakai seluruh badan untuk mengekspresikan pandangan gres dan perasaan. Cocok menjadi penari, atlet, mekanik, dll.
Musikal: kemampuan menangani banyak sekali bentuk musik dan mengekspresikannya. Cocok menjadi musisi, produser, penyanyi, kritikus, dll.
Interpersonal: kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi, dan perasaan orang lain. Cocok menjadi public relation, negosiator, marketer, dll.
Intrapersonal: kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasar pemahaman tersebut. Cocok menjadi peneliti, psikolog, penulis, dll.
Naturalis: kemampuan mengenali dan mengategorikan spesies tanaman dan fauna di lingkungan sekitar. Cocok jadi penggagas lingkungan, dokter hewan, dll.
Nah klarifikasi Mbak Lizzie di kecerdasan naturalis itu bikin saya agak bengong. Baru tahu bahwa kesukaan pada alam itu juga bab dari kecerdasan menyerupai kesukaan pada matematika!
Masalahnya saya suka dipandang sebelah mata bila bilang nggak suka pantai. Pake ngotot bilang Indonesia indah lah blablabla. Iya tahu kok, pantai dan gunung itu indah … bila liatnya di foto aja hahahaha. Orang menganggap saya asing alasannya ialah mereka menganggap pantai itu relaxing sementara saya mikirinnya aja stres.
Terus diperburuk sama tren traveling. Di zaman di mana semua orang berlomba-lomba untuk traveling dan ngajakin jalan-jalan, saya males maunya bobo aja di rumah hahaha. Kaya kebawa arus pengen glamping, tapi terus baca-baca reviewnya dan sehabis dipikir-pikir kayanya saya dan JG nggak akan ngerasa nyaman, bobonya lezat nggak ya takut banyak nyamuk, jalannya jauh nggak ya, panas nggak ya hambar nggak ya, makanannya lezat nggak ya.
(Baca: 5 Masalah Taman di Jakarta)
Ujung-ujungnya simpulan ahad kemudian ke Kuntum Farmfield, Bogor pagi-pagi, dan makan siang di Lippo Mall. Damai. Bebe kena udara segar dan ketemu binatang dan makan siang tetep adem dan nyaman di mall.
Kaprikornus buat kalian yang men-judge alasannya ialah ada sebagian insan yang nggak suka alam, saya kini bisa balik nanya: “emang lo suka matematika?” (kecerdasan matematis-logis) Atau “emang lo bisa ngomong natural di depan kamera?” (kecerdasan interpersonal).
Terus eksklusif mikir juga, pantes ada anak yang nggak suka banget main di rumput (naturalis) tapi bahagia menyanyi (musikal). Ada anak yang risih banget megang kerikil alasannya ialah kotor tapi bakir main lego (spasial-visual). Semua orang punya kecerdasan masing-masing, tidak fair bila anak dibilang tidak cerdas hanya alasannya ialah beliau tidak suka matematika dan dibilang tidak cinta Indonesia hanya alasannya ialah tidak suka main di pantai.
Dan jangan lupa, ada juga ibu-ibu yang suka "ngebolang" jalan-jalan main blusukan hingga ke hutan dan gunung manalah sementara ada ibu-ibu yang sukanya shopping aja ke mall.
Begitulah. Intinya mbak Lizzie sih menjelaskan ini dalam konteks pencarian minat dan talenta anak ya, tapi nggak sabar pengen nulis ini dulu hahaha. Spesifik soal apa yang terjadi sama saya dan alam terutama pantai. Semoga nanti bisa nulis lebih detail soal pencarian minat dan talenta anak sesuai kecerdasan yang dimilikinya.
See you!
PS: Dua hari sebelum talk show ini saya masih bingung soal alam. Postingannya bisa dibaca di sini Anak dan Alam.
-ast-
0 komentar:
Posting Komentar