Perumahan kayana 2 bekasi | kayana 2 residence | perumahan kayana 2

Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murah ini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Rabu, 27 Juli 2016


Semakin usang hidup di dunia, semakin saya sadar bila nama belakang itu besar lengan berkuasa banget di kehidupan ini. Bayi yang gres lahir, nggak tau apa-apa, dikasih nama sama orangtuanya. Nama depan orangtuanya mikir sendiri dan nama belakang nama keluarga.

Nama belakang itu akan jadi awal mula. Akan jadi garis start.

Saya nggak akan membicarakan kemudahan dalam arti nepotisme ya. Tapi kemudahan alasannya yaitu belum dewasa ini menerima segala akomodasi semenjak kecil. Passion dan talenta tersalurkan maksimal, jurusan kuliah diarahkan sesempurna mungkin, dipikirkan masak-masak

Baca punya Nahla di sini:

Oke banyak juga sih anak orang kaya yang f*cked up. Malah party ga terang dan ujung-ujungnya jadi komisaris perusahaan keluarga alasannya yaitu ga sanggup kerja. Nggak sanggup untuk ngerangkak dari bawah ngerasain susahnya kerja. Tapi ya anak yang punya? Mentok eksklusif ditaro jadi komisaris ajalah minimal operasional bukan cuma beliau yang memutuskan.

TAPI YANG PINTAR JUGA BANYAK. BANYAK GAES BANYAK.

Yang akil ini biasanya pintarnya bikin mangap. Di umur 15 tahun sudah tahu akan begini dan begini, akan ambil S1 journalism di universitas mana negara mana, kemudian S2 finance di mana negara mana. Gunanya agar passion di jurnalistik tersalurkan, tapi tahu juga soal bisnis blablabla. Ya nggak perlu dipikirin cuma biayanya alasannya yaitu uang nggak pernah jadi masalah.

*emangnya gue, beli lipstik 300ribu aja nangis dulu hingga nggak beli-beli*

Karena menyerupai yang pernah saya ceritakan di sini tentang menyiapkan dana pendidikan anak, start yang berbeda akan menghasilkan hasil simpulan yang berbeda.

Ini agak kontroversial hahaha. Karena banyak yang berpendapat:

"Tergantung kerja keras kali, orang 'biasa' pun sanggup kok sukses bila kerja keras, nggak perlu lahir dari keluarga kaya."

Bisaaa. Tapi sesukses apa? Karena dengan kerja keras yang sama, anak yang semenjak lahir memang sudah keturunan ke sekian dinasti anu niscaya akan sanggup hasil yang lebih baik.

Kaya anak yang jadi profesor termuda dari keluarga biasa, dengan kerja keras yang sama mungkin sanggup dapet nobel bila lahir di keluarga berada.

Karena support systemnya beda.

*apa gue masukin lagi yah komiknya soalnya nyambung sih*

*oke deh masukin aja*

*monolog*

Okelah ini komiknya. Kalau udah pernah liat scroll aja yaaa.





Makanya bila denger dongeng orang sukses dan disebut inspiratif, saya suka cek background dulu. Dia anaknya siapa? Orangtuanya kerja apa? Kalau bapaknya pengusaha, kuliah di Amerika bukan beasiswa, hingga sini pinter banget terus sukses bikin sesuatu sih berdasarkan saya nggak inspiratif-inspiratif amat hahaha.

Dan belum dewasa yang begini suka tersinggung (persis di komik). "Saya sanggup hingga sini alasannya yaitu kerja keras saya sendiri." Ya coba lo kerja keras yang sama tapi bapaknya bukan bokap lo, belum cencuuu.


*indikasi iri dengki lol*

Atau kaya saya. Keluarga saya bukan yang kaya raya tapi kami tidak kekurangan jadi semenjak kecil passion saya dibantu dicarikan. Mau les ini itu boleh. Sejak kecil ditanya sukanya apa, apa yang sanggup dilakukan untuk support hobi saya. Saya tidak pernah mencicipi tidak jadi pergi ke sebuah program alasannya yaitu "kurang ongkos". Meskipun ya perginya juga naik ojek dan nggak dikasih kendaraan beroda empat apalagi supir sendiri. Tapi yah, support keluarga dalam bentuk bahan itu berdasarkan saya besar lengan berkuasa banget sama perkembangan anak.

Ini berlaku untuk orangtua yang emang peduli sama pendidikan anaknya ya. Miskin atau kaya, semua sanggup punya jalan sukses masing-masing asal diberikan yang terbaik oleh orangtuanya. Cuma ya kadar "sukses" dan kadar "terbaik" nya beda aja sih.

Kalau kelas menengah, sukses yaitu lulus kuliah dan punya kerjaan. Kalau kelas yang itu, sukses yaitu lulus kuliah dan ambil alih perusahaan daerah para kelas menengah kerja. Dan yang kelas menengah ini jangan jadi pusing kepala liat yang atas alasannya yaitu gimana pun, startnya beda, hasil alhasil beda.

(Baca: Salah Jurusan Kuliah?)

Intinya apa? Ya pada dasarnya ini saya kebanyakan mikir aja sih gara-gara kemarin dirilis daftar orang terkaya di Indonesia hahahaha. Dan saya tau cucu-cucu mereka itu sekolah di sekolah yang bayaran tahunannya lebih mahal dari harga rumah kita. (((kita))) Anak-anaknya sanggup liburan ke negara ini ono alasannya yaitu PUNYA RUMAH DI SANA.

Orang-orang yang seumur hidup nggak pernah tau gimana caranya beli tiket pesawat alasannya yaitu selalu ada ajun atau sekretaris yang bantu belikan. Atau bahkan sudah keliling dunia pakai jet pribadi di umur 20an. Bukan yang liburan alasannya yaitu kejar tiket murah bela-belain begadang jam 12 malem. LOL.

Ya, dunia dengan ruang-ruang kelasnya yang tidak sepenuhnya sanggup kita pilih sendiri. Kita mencar ilmu di ruangan yang mana?

Kemudian kelas menengah selalu punya pembelaan untuk menghibur diri:

"Dih orang kaya gitu belum tentu senang tau. Mending kita aja lah, biasa-biasa tapi happy."

HAHAHAHAHA. Atau.

"Rezeki mah udah ada yang ngatur. Jangan lupa bersyukur."

YOI. Siapa lahir di keluarga mana juga salah satu hukum rezeki. Dan bersyukur kan untuk semua orang mau super kaya atau biasa aja. :)

Makara buat yang belum nikah, cari anaknya siapa mungkin buat dinikahin? LOL *lirik Dian Sastro*

"You must be born super rich or super smart, or you'll end up crying working super hard for your entire life."

-ast-
PS: Tulisan ini jangan dipikirin amat ya nanti sakit kepala hahahaha

0 komentar:

Posting Komentar